Archive for the ‘Lintas Berita’ Category

Dalam Pameran Kopi di Oregon, AS

TAKENGON – Kopi asal dataran tinggi Gayo, jenis arabika menjadi kopi termahal di dunia pada 2011 lalu, mengalahkan produsen terbesar dunia, Brazil. Hal itu terungkap dalam pameran kopi dunia yang diselenggarakan organisasi Specialty Coffee Association of America (SCAA) di Portland, Oregon Convention Center, Amerika Serikat.

Perhelatan akbar itu diikuti produsen kopi dan ikutannya dari seluruh dunia, khususnya dari kawasan tropis, seperti Amerika Latin, benua hitam Afrika dan Asia. Para pengurus koperasi bidang perkopian Aceh Tengah dan Bener Meriah ikut meramaikan pameran kopi tersebut selama empat hari, 19 sampai 22 April 2012.

Ketua Forum Fair Trade Asia Pasifik, Mustawalad yang mengikuti pameran kopi di Oregon kepada Serambi Selasa (8/5) di Takengon mengatakan harga kopi Gayo merupakan yang termahal di AS, sehingga posisi pasar turun dari empat pada 2010 menjadi lima pada 2011.

“Meski peringkat kopi Gayo turun di pasar Amerika Serikat, namun jumlah yang dipasarkan meningkat 11 persen,” jelasnya. Dia menyebutkan, kopi Brazil atau Kolombia asal Amerika Latin hampir setengah harga dari kopi Gayo. Kopi Amerika Latin dibandrol 3,5 sampai 4 dolar AS/kg atau sekitar Rp 32.000 sampai Rp 37.000/kg.

Sedangkan kopi arabika Gayo 7,2 sampai 8 dolar AS/kg atau sekitar Rp 67.000 sampai Rp 74.000/kg. Dia menilai, kopi Gayo memiliki cita rasa khas dibandingkan dari negara lain, sehingga harganya lebih mahal. “Kopi Gayo merupakan kopi khusus (specialty) dengan skor cupping test di atas 80,” jelasnya.

Selain itu, sejumlah produsen kopi Gayo juga mendapat kontrak baru dari pembeli Amerika yang diperoleh saat ikut pameran di Oregon. “Koperasi asal Aceh Tengah dan Bener Meriah yang ikut dalam pameran itu, masing-masing membawa lima sampel bersertifikat Fair Trade dan Organik,” ujar Mustawalad.

Pameran SCAA yang bertujuan menjaga hubungan dengan pembeli di Amerika Serikat, sebagai penikmat kopi Gayo terbesar selain mendapatkan pembeli baru serta perkembangan kopi dunia, seperti mesin pengolahan hingga paking. “Dalam pameran itu, ada sekitar 350 stand dengan jumlah eksebitor (peserta) pameran sebanyak 775 peserta dari berbagai negara penghasil kopi,” pungkas Mustawalad.

 

sumber :

Serambi Indonesia

Sebuah boat wisata yang mengangkut puluhan penumpang di Laut Tawar di Kota Takengon, Kabupaten Aceh Tengah, Minggu (1/1) sekitar pukul 18.00 WIB dilaporkan tenggelam, menyebabkan sebanyak empat penumpang hilang dan 23 lainnya bisa diselamatkan, hingga pagi ini korban hilang belum ditemukan.

Kepala Badan Penanggulangan Bendaca Daerah (BPBD) Aceh Tengah Syahrial Afri mengatakan sebanyak empat penumpang boat masih hilang saat ini masih dalam pencarian oleh tim SAR, Tagana, PMI dan sejumlah aparat TNI/Polri juga ikut membantu mencari korban. Empat korban yang hilang adalah Seli (8) Fitri (7) Aman Dika (37) Bowo Inem Dika (45) masih dalam proses pencarian.

Dia yakin semua korban hilang bisa ditemukan sebab dilokasi kejadian telah disiapkan berbagai peralatan yang diperlukan untuk menemukan para korban. Menurut Kepala BPBD boat  wisata yang bermuatan puluhan penumpang itu tenggelam di Danau Laut Tawar, tepatnya di daerah Mepar, Kecamatan Kebayakan, Kota Takengon.

Dua jam usai kejadian datang tim penyelamat  sehingga  23 orang penumpang bisa diselamatkan. Ada dari para korban selamat yang kritis harus dirawat di Rumah Sakit Daerah (RSUD) Datu Beru Takengon. Pagi ini sejumlah tim penyelamat terus mencari korban.

sumber : http://www.suarapembaruan.com/home/kapal-wisata-tenggelam-di-laut-tawar-takengon-4-hilang/15411

Buku berjudul “Demokrasi Aceh, Mengubur Ideologi” karya mantan kombatan gerakan Aceh Merdeka (GAM) wilayah Linge, Adam Mukhlis Arifin yang diterbitkan oleh The Gayo Institute dengan editor Salman Yoga S dipastikan akan diluncurkan Jum’at (25/11) malam di Takengon.

Acara yang di gelar di Wahana Apresiasi (Wapres) Cafe, Jalan Mahkamah Takengon Kabupaten Aceh Tengah, persisnya bertempat di depan Gedung Olahraga (GOR) Gentala ini difasilitasi oleh LSM Unders dan Lintas Gayo yang dikoordinir Wen Rahman. Rencananya akan mengundang sejumlah tokoh politik, tokoh masyarakat, pemuda, mahasiswa dan unsur Muspida dari 2 kabupaten, Aceh Tengah dan Bener Meriah.

Menurut Wen Rahman, dalam menggelar acara peluncuran buku tersebut pihaknya tidak mendapat alokasi dana khusus dari pihak manapun, juga dari pihak penulis atau kas lembaga penyelenggara. Namun oleh pihak penerbit, Gayo Institute diberikan hibah buku sebanyak 30 eksemplar dan dengan memasarkan buku tersebut pihaknya memperoleh dana acara tersebut.

“Bagi yang ingin memperoleh buku ini, silahkan hubungi kami,” ujar Wen Rahman sambil menyebut buku tersebut dibandrol Rp.52.000 pereksemplar. Dia juga menambahkan, saat acara peluncuran nanti para undangan akan dihibur oleh sejumlah musisi dataran tinggi Gayo.

Namun jika para pembeli bermurah hati dapat memberikan uang lebih, Wen Rahman sangat berterima kasih karena uang sisa operasional peluncuran tersebut akan digunakan sebagai dana operasional situs berita Lintas Gayo yang sejauh ini belum memiliki dana jelas dalam beroperasi.

Minat untuk memiliki buku ini nampaknya cukup tinggi, terbukti dengan banyak permintaan yang diterima Lintas Gayo. “Dalam beberapa hari ini sudah belasan eksemplar yang terjual dan kepada yang berminat diluar daerah kami bersedia mengirimkannya,” kata Darmawan Masri, pimpinan perusahaan Lintas Gayo.

Bagi yang berminat, Darmawan mempersilahkan mengirimkan pemesanan melalui email lint@yahoo.com, mengkonfirmasinya ke nomor 085260447103 dan mentrasfer harga buku ditambah ongkos kirim ke rekening 3983-01-000245-50-8 Bank Rakyat Indonesia (BRI) Unit Putri Bungsu Takengon atas nama Ria Devitariska.

sumber : lintas gayo

Siswa Rintisan Sekolah Menengah Atas Bertaraf Internasional (R-SMA-BI) Negeri 4 Takengon Kabupaten Aceh Tengah kembali menguji kemampuan mereka, kali ini dibidang Matematika dengan mengikuti lomba Matematika XXII Nasional tingkat SMP, dan SMA sederajat yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Matematika FMIPA Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta.

Babak penyisihan lomba dengan tema “menggapai Mimpi, Meraih Prestasi, menjadi seorang matematikawan sejati” ini diadakan tanggal 20 November 2011 dan Babak Grand final lomba tanggal 27 November 2011.

Adapun utusan dari sekolah tersebut terdiri dari 2 orang Guru Pendamping, Zuarni, S.Pd dan Hasan Basri, SPd. Dan 7 siswa yang menjadi peserta diantaranya Hendri Yusra, Fakhry Perdana Koara, Nessy Raina Sara, Syarifah Khaira Zulfa, Sintia Afdilla, Ayuni Arani Rizki dan Fitri Mahara.

Dengan turut berpartisipasinya sekolah R-SMA-BI Negeri 4 Takengon diharapkan akan mampu memberikan suatu dorongan atau motivasi untuk sekolah sekolah yang berada khususnya di Kabupaten Aceh Tengah untuk terus bersaing dan mampu berkompetisi di berbagai tingkatan baik tingkat Daerah, Provinsi, Nasional dan bahkan Internasional sesuai dengan motto sekolah R-SMA-BI Negeri 4 Takengon “Setiap hari harus ada perubahan baik fisik maupun nonfisik walaupun sekecil atom”.

Keikutsertaan Tim Olimpiade R-SMA-BI Negeri 4 Takengon ini sepenuhnya mendapatkan dukungan dari Kepala Sekolah Misbahuddin, S.Pd.MM beserta dewan guru dan staf karyawan sekolah tersebut.

Disamping itu Tim Olimpiade ini juga mendapatkan dukungan dari berbagai berbagai pihak, seperti Pemkab Aceh Tengah, DPRK, Dinas Pendidikan setempat, dan sejumlah pihak lainnya.

sumber : lintas gayo

Pengurus baru Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) SMA Negeri 1 Blangkejeren Kabupaten Gayo Lues Periode 2011 – 2012 bulan ini telah menerbitkan majalah baru yang berjudul SMANSA BKJ.

Majalah dengan 19 halaman ini berisikan profil SMA N I Blangkejeren, profil siswa/siswi berprestasi yang pernah menjuarai mulai dari cerdas cermat antar sekolah (Porseni, Pobkab, dan Olimpiade tingkat Kabupaten), cerpen karya siswa SMANSA BKJ, artikel tentang motivasi belajar dan beberapa artikel – artikel lainnya. “Ini adalah lanjutan program OSIS periode 2010–2011,“ kata Sudirman Ketua OSIS SMANSA Blangkejeren Periode 2011 – 2012, Rabu (9/11).

Dijelaskan, dalam majalah ini juga dituliskan Profil  awal berdirinya SMANSA Blangkejeren yang dulu bernama SMA Pemerintah Daerah Blangkejeren, yang pendiriannya di prakarsai Abdullah Wira Salihin dan Burhanuddin pada tahun 1970. Atas pertimbangan matang, tepat pada tahun ajaran 1971/1972, SMA Pemda Blangkejeren di buka secara resmi di balai pertemuan (sekarang Tugu Kabupaten Gayo Lues) dan sebagai pelaksana Kepala Sekolah ditunjuk Abdullah Wira Salihin(1976-1981).

Pada tahun 1981, SMA tersebut resmi dinegerikan yang tertuang dalam SK Penegerian Nomor 236/D/1981 tanggal 1 Juli 1981 dengan NSS 301 061 501 001 dan yang duduk sebagai Kepala Sekolah SMANSA Blangkejeren pertama yakni Abdul Moeis Mahmouen, BA (1981-1985) serta dilanjutkan oleh Drs. Baharudin W (1985-1999), Drs. Saniman Mahmud (1999-2003), Drs.Uswatudin (2003-2007), Muhammad Noh, S.Pd (2005-2007), Marjoni, S.Pd (2007 s.d sekarang).

Sementara itu, Ramli P, Ketua OSIS SMANSA BKJ periode 2010-2011 sekaligus Pemimpin redaksi majalah SMANSA BKJ berharap semoga isi di dalam majalah ini bisa memotivasi sahabat–sahabat semua untuk berkarya lebih baik lagi di masa akan datang.

“Sahabat semua, mungkin banyak orang yang bisa mungkin banyak orang yang bisa mengkritik seseorang tanpa membangun, tapi tidak semua orang bisa menuangkan pemikiran–pemikirannya dalam bentuk tulisan. Ayo giatlah menulis, kami tunggu karyamu” ajak Ramli.

sumber : Lintas Gayo

Kabut Pagi Pegasing

Posted: 12 November 2011 in Lintas Berita

Beginilah suasana hampir tiap pagi di kawasan Pegasing Kabupaten Aceh Tengah, berkabut. Kabut yang mulai turun sejak tengah malam ini mulai sirna (hilang-red) sekitar pukul 08.00 Wib. Kabut Pegasing memang khas karena hampir tiada hari tanpa kabut yang hanya ada disepanjang kawasan Toa hingga kawasan Kampung Kayu Kul. Suasana seperti potensial untuk  dipromosikan sebagai salah satu potensi wisata terutama bagi kalangan pecinta fotografi. Tampak sejumlah warga kawasan penghasil nenas yang berjarak sekitar 7 kilometer dari pusat kota Takengon menembus kabut dingin tersebut untuk memulai aktivitas sehari-harinya. Foto diambil di Simpang Kelaping, Kamis (11/11/2011).

sumber: lintas gayo

Abu Bakar Aman Dimot pejuang Gayo yang melawan penjajah hingga luar Aceh (Sumatra Utara-red), telah diusulkan oleh Pemerintah Kabupaten Aceh Tengah ke Kementrian Sosial RI untuk mendapat gelar Pahlawan Nasional.

Namun hingga saat ini satu-satunya pahlawan yang diusulkan dari kawasan Tanoh Gayo belum juga mendapatkan tanggapan dari Pemerintah Pusat. Sedangkan selain Aman Dimot, tahun 2011 ada 7 (tujuh) orang telah dianugrahi gelar pahlawan oleh Presiden.

Sebelumnya, Muslim, Kasubag Perencanaan Dinas Sosial, Ketenagakerjaan dan Transmigrasi Aceh Tengah mengatakan bahwa buku biografi Aman Dimot masih kurang data dan perlu penelitian tambahan. “Ternyata isi buku tersebut masih dinilai kurang data dan perlu penelitian tambahan dan tambahan dana untuk melengkapinya,” kata Muslim (8/11).

Ditambahkan ketua tim  penulis buku Perang Pedang Berdarah Kisah Perjuangan Abu Bakar Aman Dimot bahwa masih bisa melengkapi bahan dan dibicarkan ulang. “Tidak adanya nama Aman Dimot bukan dikatakan gagal  namun masih bisa melengkapi bahan dan dibicarakan ulang,” pungkas M. Dien Majid beberapa waktu lalu.

Menanggapi hal tersebut, Wakil Bupati Aceh Tengah usai menjadi pembina upacara pada peringatan Hari Pahlawan mengatakan tetap mendukung Aman Dimot menjadi Pahlawan Nasional. “Kita akan lanjutkan kembali dan berusaha menyiapkan syarat-syaratnya,” kata Drs. H. Djauhar Ali, Kamis (10/11).

Ditegaskan Djauhar, Pemkab mendukung penelitian lanjutan untuk dengan memberi dukungan dana. “Kita harus tetap mendukung  karena sudah kita perjuangkan dari awal. Kalau belum lengkap maka akan kita lengkapi,” tegas Wabup ini.

sumber:

Sebanyak 384 Mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Gajah Putih Takengon di wisuda Senin (31/10/2011) lalu yang dipusatkan di Gedung Olah Seni (GOS) Takengon. Para wisudawan tersebut terdiri dari 2 jurusan Tarbiyah dan Syari’ah.

Tarbiyah terdiri dari 4 prodi yaitu prodi Pendidikan Agama Islam, Pendidikan Bahasa Inggris, Pendidikan bahasa Arab, Pendidikan Guru Raudhatul Athfal, Pendidikan Matematika dan Syariah Muamalah.

Kegiatan wisuda kali ini langsung di wisuda oleh Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Gajah Putih Takengon. Drs. Al-Misry, M.A dan dalam sambutannya ia menyampaikan bahwa kegiatan wisuda ini telah melalui beberapa tahapan yang harus dilalui oleh setiap mahasiswa, Kuliah Pengabdian Masyarakat, ujian komprehensif, sidang skripsi, yudisium hingga hari ini menjalani tahapan terakhir yaitu wisuda.

“Harapan kami kepada kalian setelah nantinya terjun ke masyarakat dapat menjadi solusi bagi masyarakat, mampu menciptakan lapangan kerja baru serta mampu mengaplikasikan ilmu yang sudah diperoleh selama dibangku perkuliahan,” papar Al-Misry yang saat ini sedang menjalani Progam Doktor di IAIN Sunan Ampel Surabaya.’

Kegiatan wisuda ini juga dilengkapi dengan orasi ilmiah yang disampaikan oleh Drs. A. Basic Djalil, dosen dan Ketua Proram Studi Hukum Keluarga Islam di Fakultas Syari’ah dan Hukum, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Dalam orasi ilmiah yang sangat singkat ia menyampaikan mengenai Hukum, Hakim dan Ulama. Dilihat dari sisi kerangka ajaran agama Islam dimana komponen besarnya ada tiga, Aqidah, Syari.ah dan akhlak untuk pencapai kebahagiaan dunia dan  seorang hakim mengambil keputusan dengan fakta, sementara Ulama menyampaikan hukum berdasarkan logika.

Pelaksanaan wisuda yang berlangsung khidmat, ternyata ada beberapa mahasiswa yang memperoleh yang lulus dengan predikat terbaik, salah satunya adalah Hasan Basri dari Program Studi Pendidikan Matematika.

Dia tergolong masih muda, menjadi wisudawan saat berusia 22 tahun, serta menyelesaikan kuliahnya dalam waktu 4 Tahun. Berikut petikan wawancara kami beberapa hari lalu dengan wisudawan peraih IPK 3,91 yang merupakan warga kampung Bale Takengon tersebut :

Bagaimana perasaan anda, ketika anda memperoleh nilai tertinggi/?

Perasaan pertama saya deg-deg kan, dan sangat terharu. Hasil yang saya peroleh ini tentunya tidak terlepas dari dukungan orang tua, keluarga, teman dan sahabat-sahabat saya. Juga dosen

Apakah anda menduga bahwa anda akan memperoleh prestasi ini?

Terus terang saya merasa sangat terkejut, saya tidak menduga kalau saya memperoleh  IPK  yang tertinggi

Bagaimana pandangan anda mengenai mahasiswa yang aktif di kegiatan organisasi

Menurut saya bagus. Asalkan bisa mengatur waktu dengan baik dan seimbang antara kuliah dan kegiatan organisasi. Karena saya juga orang organisasi,saya pernah diamanahkan untuk memimpin Himpuan Prodi Matematika.

Bagaimana anda bisa memperoleh prestasi ini?, apakah anda memiliki cara belajar yang khusus,dan anda belajar dengan teratur dan sistematis ?

Tidak, saya tidak memiliki cara belajar yang khusus dan sistematis.saya belajar kapan saja, lebih banyak mencari diluar jadwal kuliah saya merasa tidak cukup di kelas saja. Saya baca buku, memanfaatkan teknologi yang sedang berkembang sekarang.

Apa obsesi anda setelah selanjutnya, apakah anda terobsesi menjadi PNS?

Terus terang saya tidak terobsesi dengan PNS, menurut saya sukses itu tidak dilihat dari PNS nya seseorang, tapi sejauhmana ia bisa berbuat untuk orang banyak. Obsesi saya selanjutnya ingin menjadi ilmuan yang menemukan metode-metode baru untuk belajar matematika, agar matematika tidak lagi dianggap menjadi pelajaran yang sangat sulit dan mengerikan. Terutama saya ingin membenahi metode pembelajaran di kampus ini.

sumber :

TAKENGON-Inilah foto salah seorang korban pembantaian yang terjadi Jum’at (28/10/2011) lalu di Jalan Genensa Lorong Asam Gelime Manis Takengon Kabupaten Aceh Tengah. Namanya Ayun Sundari (13) semasa hidupnya tercatat sebagai siswi kelas 1 di SMPN 4 Takengon. Dia ikut menjadi korban dan tewas akibat kebrutalan pembunuhan bersama sang ayah Iskandar (48), dan ibunya  Lasiem (38). Foto direkam saat evakuasi korban.

Takengon Dari hasil pengembangan penyidikan jajaran kepolisian Resor Aceh Tengah, motif pembunuhan dengan 3 orang korban satu keluarga yang terjadi Jum’at (28/11) lalu mulai terungkap dan tersangka pelakunya juga bukan 3 orang.

Seperti diberitakan sebelumnya, motifnya adalah curhat dari tersangka Srd kepada korban Iskandar ditanggapi sinis dan berujung dengan pembunuhan dengan korban Iskandar, Lasiem dan Ayun Sundari.

Disampaikan Kapolres Aceh Tengah, AKBP Edwin Rachmat Adikusumo dihadapan sejumlah wartawan, Kamis (3/11), fakta terbaru terkait aksi pembantaian itu, telah diakui tersangka secara rinci kepada pihak kepolisian.

Awalnya, kedatangan tersangka Srd kerumah korban Iskandar Kamis (27/10) malam, sekitar pukul 20.00 WIB berniat hendak mengadu (curhat) tentang kondisi keluarganya karena antara tersangka sudah cukup dekat dengan korban. Srd yang baru bercerai dengan istrinya, mulanya hanya ingin menyampaikan keluh kesahnya kepada abang angkatnya Iskandar sambil bekerja di bengkel las milik korban.

Namun saat sedang bercerita antara tersangka dengan korban, Iskandar yang merupakan korban pembataian itu, menanggapi sinis pengaduan tersangka Srd. Bahkan sempat mengeluarkan kata-kata yang bernada menyudutkan keluarga tersangka.

“Karena keluarganya merasa dihina oleh korban, membuat tersangka Srd kalap dan memukul korban mengunakan martil beberapa kali di bagian kepala hingga terkapar,” ungkap AKBP Edwin Rachmat Adikusumo yang didampingi Wakapolres Kompol Nono Suryanto.

Setelah tersangka memukul korban dengan martil, lanjut Kapolres ini, tidak serta merta tersangka membunuh istri korban Lasiem dan anaknya Ayun Sundari yang saat  itu sedang tertidur.

Bahkan Lasiem sempat menanyakan kepada tersangka apa yang sedang terjadi di bengkel las miliknya. “Tidak lama setelah memukul Iskandar dengan martil, tersangka Srd masuk lagi kedalam kerumah dengan mengusung parang dan membacok Lasiem di dapur rumah korban serta menghabisi Ayun Sundari yang ketika itu sedang tidur di kamarnya,” jelas Edwin mengutip pengakuan tersangka.

Tak hanya sampai disitu, tambah Edwin Rachmat Adikusumo, usai membantai istri dan putri korban, tersangka Srd kembali menuju bengkel las untuk melihat Iskandar yang ketika itu terbujur dalam kondisi sekarat diatas potongan besi namun belum meninggal.

Melihat Iskandar masih bernyawa, Srd yang telah kalap kembali menghujamkan parang ke bagian kepala korban hingga tewas. “Usai menghabisi nyawa satu keluarga itu, tersangka Srd sempat mengobrak-abrik rumah korban. Bahkan merogoh kantong Iskandar yang terkapar diatas besi untuk mengambil sejumlah uang dan kunci sepeda motor,” kata Edwin lagi.

Menurut Kapolres, diperkirakan eksekusi dilakukan oleh tersangka terhadap satu keluarga itu, terjadi Jumat (28/10) dini hari, sekitar pukul 00.30 WIB. Karena tersangka ini, mendatangi rumah korban Kamis (27/10) malam sekira pukul 20.00 WIB.

“Usai membunuh Iskandar dan dua anggota keluarganya, diakui tersangka sepeda motor milik korban ia bawa lari kearah Gegarang Jagong. Dan barang bukti senjata tajam jenis parang dibuang tersangka ini kedalam sumur sementara martil yang digunakan untuk menghabisi Iskandar dibuang didalam parit tetapi belum bisa ditemukan sampai sekarang,” papar Kapolres Aceh Tengah ini.

sumber: http://www.lintasgayo.com